EVOS Branz menjadi salah satu pemain paling veteran di roster EVOS Glory. Dia bersama Dreams sudah aktif bermain di scene kompetitif MPL ID sejak season 3.

Perjuangan EVOS Branz dari musim ke musim tak perlu diragukan. Walau sampai detik ini belum merasakan gelar MPL ID, tapi setidaknya dia sudah pernah juara internasional IESF bersama Timnas Indonesia yang diisi para pilar EVOS Legends.

Dewasa ini, pro player semakin terlihat mewah. Ini menjadi salah satu pekerjaan impian untuk anak-anak. Melihat sukses yang bisa didapat para pro player.

RRQ vs EVOS, Derbi Klasik, Alasan EVOS Glory kalah
Kredit: ONE Esports

Tak hanya seputar pemasukan, tapi juga bagaimana pro player bisa terkenal dan memiliki banyak fans. Pekerjaan sebagai pro player kian ringkih akan Star Syndrome.

Sebagian besar pro player memang masih di bawah usia normal orang bekerja. Di usia itu, tapi punya pemasukan besar serta begitu dikenal biasanya bisa membuat orang lupa diri.

Star Syndrome pun kadang bisa menjadi masalah bagi pro player sehingga mereka tak tampil maksimal, dan effort dalam bermain atau berlatih jadi kurang.

Pesan ONIC Adi untuk EVOS Glory di MSC 2024
Fnatic ONIC 21 menit tanpa kill lawan EVOS Glory, CW beri tanggapan
Eksklusif: Alasan EVOS Glory kalah di final MPL ID S13 karena hal ini
EVOS Glory comeback dramatis, Clawkun: Ini jalan Tuhan

EVOS Branz bicara soal Star Syndrome

Di tengah playoff MPL ID S13 lalu, EVOS Branz, berbicara tentang Star Syndrome. Dilasir dari Esports ID, Star Syndrome adalah sesuatu yang begitu berbahaya bagi pro player. Tapi sangat mungkin dialami semua pro player.

Jika seorang pemain tampil bagus, mendapat sorotan, apalagi juara. Dia otomatis akan merasa di atas angin. Rasa jemawa itu secara natural akan hadir dan tak mudah untuk melawan rasa tersebut.

EVOS Glory
Sumber: Dhonazan Syahputra/ONE Esports

“Saya pribadi pernah mengalami itu (Star Syndrome) ketika MPL ID S5. Saat itu merasa di atas, sama teman-teman jadi semena-mena,” katanya.

“Cuma lama kelamaan ketika kita semakin dewasa, semakin sadar diri apalagi kalau performa kita jelek, otomatis performa tim juga jadi jelek.”

“Pasti lama-lama kita mikir apa yang salah, harus nurunin ego seiring berjalannya waktu dan bertambahnya usia,” pungkas dia.

Apa yang dikatakan EVOS Branz benar sekali. Dan sosok seperti dia dan veteran lain di scene kompetitif menjadi begitu krusial untuk para pemain muda menjaga antusiasme dalam kompetisi dan tak terkena Star Syndrome.

Ikuti akun resmi ONE Esports di Facebook, Instagram dan TikTok untuk mendapatkan kabar terkini esports, hasil pertandingan, gosip transfer dan update harian lainnya.

BACA JUGA: MPL ID S13 capai 100 juta watch hours, pertahankan rekor musim lalu